Thursday, February 17, 2011

Debu kotor,..

Alam mula berpusing seperti gasing tanah mencucuk,
Seiring pusingnya bila sang semangat menusuk,
Bukan isim yang ganas  merasuk,
Tapi sang zarah yang terus membusuk,


Mulalah dia meracau menyengih senyum,
Mulalah dia benda hangit wangi yang dicium,
Mulalah dia geraknya huyung,
Mulalah dia jalannya ditiup beliung,


Gara-gara si debu kotor itu,
Banyak noda berlaku tanpa malu.


Tercetak dalam dada naskah,
Tersiar di kotak imej bercahaya,
Terbicara dari bunyi peti bersuara,
Berlegar luas di talian ilusi maya,

Kisah nyawa segar dihurung sampah,
Asalnya dari dua insan beradu resah,
Yang satu tak mengaku dialah ayah,
Yang satu malu terkandung haramnya darah.

Cerita si anak dibaham serakah,
Si cucu dibuas oleh atuk lintah,
Si pagar yang galak memamah padi,
Hilang percaya pada darah sendiri,

Tragedi berdarah lagi menambah ngeri,
Nyawa persis sampah tak bernilai lagi,
Hitam belulang dijilat bara kayu berapi,
Si anak di rumah bersendu hati.

Jadi seram bila duduk koloni sendiri,
Debu itu jadi pentas syaitan menari,
Jadi kuasa menggerak nadi insani,
Bertukar hitam dari warna merah hati.

Bangsa kian hancur,
Negara kian lebur,
Sang penghidup bermeditasi perlu bertempur,
Berperang habisan dengan sang debu kotor.....

2 comments:

shazleeshahazeman said...

some thougt.

oh,dunia yang sepertinya sudah tidak selamat.dan manusia yang seronok menjadi khianat.

kita yang selayaknya memintas malaikat memilih menjadi laknat.

Khuzrin Kamarudin said...

Laknatlah manusia yang bermeditasi dalam menghancur solusi...

Kita cuma mampu berkondisi tapi susah nak capai konklusi...